Senin, 04 Juni 2018

Pendekatan Kesusastraan

Pendekatan Kesusastraan
Hampir di setiap jaman seni termasuk sastra memegang peranan yang  penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atu agama. Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normative, seni lebih mudah berkomunikasi, karena tidak normatif nilai-nilai yang di sampaikan lebih fleksibal baik isinya maupun cara penyampainnya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : Dengan mempelajari satu sebagai dari disiplin ilmu yang mencakup dalam the humanities, mahasiswa di harapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik. Disamping itu ada beberapa alasan mengapa sastra mempunyai peranan yang lebih penting hampir di setiap jaman.
Sastra mempergunakan bahasa, dimana bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hamper semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami diri sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu engetahuan, manusia mempergunakan bahassa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu social, manusia mempergunakan bahasa. Ddengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra lebih mudah berkomunikasi, karena hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Sastra didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik dan mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.
Dalam hal ini, IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (The Humanities). Namun semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya.

Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Prosa lama meliputi
dongeng-dongeng
hikayat
sejarah
epos
cerita pelipur lara
Prosa baru meliputi
cerita pendek
hikayat
biografi
kisah
otobiografi

Nilai-Nilai dalam Prosa Fiksi
Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang di peroleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa/kejadian yang di kisahkan.
Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseoarang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional/rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang di sajikan ke dalam kehidupan sendiri.

Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran ilmu budaya dasar tidak akan diarahkan pada tradisipendidikan dan pengajaran satra dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dipakaisebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yangterdapat didalam ilmu budaya dasar. Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian meruapakan unsuredari kebudayaan. Jika diberi batasan, maka puisi adalah batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan tuhan melalui media bahasa yang artistic/ekstetik,yang secara padu dan utuh dipadatkan dengan kata-katanya.Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam :
Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori,dan sebagainya sehingga puisi menjadi segar, hidup,menarik dan member kejelasan gambaranangan.
Kata-kata yang ambiguitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
Kata-kata berjiwa, yaitu kata-kata yang telah diberi suasana tertentu, berisi perasaan danpengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
Kata-kata yang konotatif yaitu kata-lata yang telah diberi tambahan nilai rasa dan asosiasi– asosiasi tertentu.
Pengulangan yang berfungsi untuk mengintefsikan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebihmenggugah hati.Dibalik kata-kata yang padat, ekonomis dan sukar di cerna maknanya itu, puisi berisi potretkehidupan manusia. Puisi menyuguhkan kepada kita suasana-suasana dan peristiwa-peristiwa kehidupanmanusia dan juga dalam kaitan kehidupannya dengan alam dan tuhan. Ia merupakan hasil penghayatandan pengalaman penyair terhadap kehidupan manusia, terhadap alam dan tuhan yang diekspresikannyamelalui bahasa yang artistic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar