Kamis, 19 Maret 2015

Organisasi dan Metode, Tugas1

BAB 1 Perilaku Organisasi
  1. PERILAKU ORGANISASI
Adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi, atau kelompok tertentu.
  • Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya; juga aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka berada.
  • Tujuannya memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi.
Unsur utama perilaku organisasi :
a)  Pandangan psikologi
b)  Pandangan ekonomi
c)  Pandangan bahwa individu dipengaruhi aturan organisasi dan
pemimpinnya
d)      Pandangan tentang penekanan kepada tuntutan manajer untuk
mencapai tujuan organisasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi :
  • Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan.
  • Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran  yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi organisasi.
  • Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
  • Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan dikatakan merasakan puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan matematis.
Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Apa yang dipelajari, yaitu bagaimana perilaku: perorangan (individu) kelompok struktur.
Perilaku organisasi mempunyai tiga dimensi konsep, yaitu :
1) Dimensi Konsep
Dimensi konsep mencakup ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya, dan seluaruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling berkaitan.
2)  Dimensi Sistem
Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-pendekatan matematis atau logika.
3)  Dimensi Manusia
Dimensi manusia adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu psikologi. karena, adanya organisai adalah adanya manusia.
(Miftah Toha dan Reni Rosari, UGM)
Ketiga dimensi diatas mencakup filosofi dasar lahirnya ilmu perilaku organisai yang terdiri dari muliti disiplin ilmu (antroplogi kultural, sosiologi, psikologi dan manjemen) sehingga dengan penedekatan ilmu-ilmu tersebut perilaku organisai dapat dibahas. Dalam tataran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan organisai yang di dalamnya terdapat perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi

PENDEKATAN STUDI PERILAKU ORGANISASI
Perdekatan yang menandai perkembangan awal dari studi perilaku yang merupakan pendekatan perspektif teoritis-makro, yakni :
a) Pendekatan tradisional
Tokoh-tokoh dalam pendekatan tradisional seperti W. Taylor dan Max Weber. Pendekatan tradisional memberikan kontribusi dalam studi manajemen antara lain :
-         Telah mengenalkan teori-teori rasional yang sebelumnya belum ada,
-         Memusatkan perhatian pada peningkatan produktifitas dan kualitas
-         Menyediakan mekanisme administratif yang sesuai bagi organisasi,
-         Penerapan pembagian kerja,
-         Meletakkan landasan mengenai efisiensi metode kerja dan organisasi,
-         Mengembangkan prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen.
Pendekatan ini kemudian banyak ditinggalkan karena hanya menekankan aturan-aturan formal, spesialisasi, pembagian tanggung jawab yang jelas dengan member perhatian relatif kecil terhadap arti penting personal dan kebutuhan sosial dari individu-individu yang berada dalam organisasi.

b) Pendekatan hub.kerja kemanusiaan (human relation approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini seperti Elton Mayo. Pendekatan hubungan kerja kemanusiaan memberikan beberapa sumbangan pemikiran dan hipotesisi baru, antara lain
- Secara eksplisit pertama kali mengenalkan peranan dan pentingnya hubungan interpersonal dalam perilaku kelompok,
-  Secara kritis menguji kembali hubungan antara gaji dan motifasi,
-  Mempertanyakan anggapan bahwa masyarakat merupakan kelompok individu yang berusaha untuk memaksimalkan pemenuhan kepentingan personalnya,
-   Menunjukkan bagaimana sistem teknis dan sistem sosial saling berhubungan,
-   Menunjukkan hubungan antara kepuasan kerja dan produktifitas.
  • Kelemahan pendekatan ini adalah :
-   Mengesampingkan pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku individu,
-   Memandang organisasi sebagai sistem tertutup dan mengabaikan kekuatan lingkungan politik, ekonomi, dan lingkungan yang lain,
-   Tidak menjelaskan pengaruh kesatuan kerja terhadap sikap dan perilaku individu,
-   Meremehkan motifasi keinginan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan kesadaran sendiri berkaitan dengan segala  sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan,
-   Memusatkan perhatian pada pengaruh kelompok kecil namun mengabaikan pengaruh struktur sosial yang lebih luas.

c) Pendekatan perilaku organisasi (organizational behavior approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini adalah Thoha dan Gibson. Thoha menyatakan bahwa perilaku organisasi adalah secara langsung berhubungan dengan pengertian, ramalan, dan pengendalian terhadap tingkah laku orang-orang dalam organisasi dan bagaimana sperilaku orang-orang tersebut mempengaruhi usaha pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan menurut Gibson pendekatan perilaku organisasi adalah :
-  Way of thinking
Tingkat analisis pada level individu, kelompok, dan organisasi.
-  Interdisciplinary field
Memanfaatkan berbagai disiplin, model, teori, dan metode dari disiplin yang ada.
-  Humanistic orientation
Manusia dan segala sikap, perilaku, persepsi, kapasitas, perasaan, dan tujuan merupakan nilai utama.
-  Performance oriented
Selalu mengarah pada performance.
-  External environment
Lingkungan eksternal mempunyai pengaruh terhadap perilaku organisasi.
-  Metode ilmiah (scientific method)
-  Application orientation
Memusatkan perhatian pada untuk menjadwal berbagai permasalahan yang muncul dalam konteks manajemen organisasi.Perenan

LINGKUP PERILAKU ORGANISASI
MODEL 3 LEVEL (S.P. ROBIN)
Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis.
  1. Tingkatan Individu : karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
  2. Tingkatan Kelompok : dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya
  3. Tingkatan Organisasi : faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku.


BAB 2 Dasar-dasar Perilaku dalam Organisasi
Perilaku Individu
Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan perilakunya akan dipengaruhi oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda. Individu membawa sifat / ciri khas sikap ke dalam tatanan organisasi seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik yang dipunyai individu ini akan dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasi atau yang lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai karakteristik seperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan, tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian, dan sebagainya.
Di lihat dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain. Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
1. Penekanan
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.
Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.
Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

2. Penyebab Timbulnya Perilaku
Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan.
Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.
Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.

3. Proses
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut.
Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang.
Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.

4. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem.
Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.
Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.

5. Tingkat dari Kesadaran
Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat penting.
Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.
Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.

6. Data
Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.
Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.
Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.

Perilaku Individu dalam organisasi antara lain :
· Produktifitas kerja
· Kepuasan kerja
· Tingkat absensi
· Tingkat turnover

Karakteristik Individu
Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :
· Karakteristik biografis
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Ras
4. Status kawin
5. masa kerja

· Kemampuan
1. Kemampuan fisik
2. Kemampuan intelektual

· Kepribadian
· Proses belajar
· Persepsi
· Sikap
· Kepuasan kerja



BAB 3 Persepsi Perilaku Organisasi
Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang melakukan pemilihan, penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian atas informasi yang diterimanya dari lingkungan. Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya.

Faktor yang mempengaruhi Persepsi
• Karakteristik yang Mempersepsikan (Characteristics of the perceiver)
• Karakteristik yang dipersepsikan (Characteristics of the perceived)
• Kontek Situasi ( Situation Context)

Karakteristik Persepsi (Orang)
• Kebutuhan (Needs)
• Pengalaman (Experience)
• Norma-norma (Values)
• Sikap (Attitudes)
• Kepribadian (Personality)

Sedangkan karakteristik yang di persepsikan adalah :
• Penampakan ( Appearance)
• Perilaku (Behavior)

Kontek Situasi (Situation Contect)
• PHISICAL SETTING
  – Illusi
• CULTURAL & SOCIAL SETTING
  – Norms
  – Taboos
• ORGANIZATIONAL SETTING
  – Power distance
  – Empowerment

PROSES PEMILIHAN DATA PERSEPTUAL
• FAKTOR EKSTERNAL :
  – Intensitas  – Pengulangan
  – Ukuran  – Gerakan
  – Kekontrasan  – Novelty / Familiarity
• FAKTOR INTERNAL
  – Proses belajar
  – Motivasi
  – Kepribadian

PROSES PENGORGANISASIAN DATA PERSEPTUAL
• Figure – Ground
• Pengelompokan Perceptual :
  – Kesatuan (Closure)
  – Kesinambungan (Continuity)
  – Kedekatan (Proximity)
  – Kesamaan (Similarity)

DISTORSI DALAM PERSEPSI
• Stereotip : menggeneralisasi persepsi atas dasar informasi umum.
• Efek Halo : kecenderungan hanya menggunakan satu informasi saja untuk mempersepsikan sesuatu.
• Seleksi : hanya memperhatikan informasi-informasi tertentu.
• Proyeksi : menggunakan atribut pribadi (self concept) sebagai dasar persepsi.
• Harapan : menggunakan harapan pribadi sebagai dasar persepsi

PERSEPSI SOSIAL
Persepsi Sosial adalah persepsi seseorang terhadap orang lain.
• Pola Persepsi Sosial :
  – Type A : Individual to Individual
  – Type B : Individual to Grouping
  – Type C : Grouping to Individual
  – Type D : Grouping to Grouping



Referensi:
http://nugi45.blog.com/tulisan-bebas/bab-1-merangkum-perilaku-organisasi/
https://candupendidikan.wordpress.com/2012/06/03/dasar-dasar-perilaku-individual/
https://arumiarumi.wordpress.com/2014/03/16/perilaku-organisasi-persepsi-dan-atribusi/